JENEWA - Polusi Udara yang semakin meningkat di sejumlah kawasan Asia dan Amerika Latin dinilai oleh para ahli internasional semakin berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
Hal itu menjadi keprihatinan sejumlah kalangan, mengingat Eropa berhasil memangkas polusi udara sejak sejak 20 tahun terakhir. Namun yang terjadi di negara-negara berkembang di Asia dan Amerika Selatan, justru mengalami peningkatan. Polusi udara semakin berbahaya itu tak bisa dilepaskan dari factor pertumbuhan ekonomi di kedua kawasan tersebut.
Kesimpulan itu diungkapkan dalam pertemuan World Meteorological Day, yang diikuti oleh perwakilan 188 negara di, Jenewa, Swiss, seperti dilansir AFP, Senin (23/3/2009).
Pertemuan yang diselenggarakan World Meteorological Organization (WMO) itu berlangsung setiap tahun pada 23 Maret. Agenda yang dibahas, yakni isu-isu yang berkaitan dengan permasalahan iklim, kualitas udara, maupun cuaca. Kali ini, WMO mengusung tema 'The Air We Breath' pada World Meteorological Day 2009.
"Partikulat udara menjadi masalah tersendiri di sejumlah kota besar, seperti di Karachi, New delhi, Kathmandu, Dacca, Shanghai, Beijing, dan Mumbai, yang melebihi batas," kata kepala peneliti bidang atmosfer WMO.
Polusi udara memang menjadi masalah kota-kota besar di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, sekira dua juta orang meninggal akibat buruknya kualitas udara. Polusi udara telah memicu berbagai penyakit seperti infeksi saluran pernafasan, kanker maupun jantung. (srn)