SYDNEY - Mata-mata China mencoba untuk meretas masuk ke dalam surat elektronik (email) dan saluran komunikasi telepon seluler Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, saat ia mengunjungi Beijing tahun lalu.
Surat kabar The Australian memberitakan, Rudd dan rombongannya mendapatkan serangan cyber saat menghadiri Olimpiade. Berita itu ditulis berdasarkan laporan sumber intelijen.
Rudd yang menghadiri pertemuan Group of 20 (G20) di Londong, Inggris, kepada Australian Broadcasting Corporation dirinya hingga kini belum pernah menerima informasi mengenai peretasan oleh mata-mata China. "Tida ada informasi mengenai itu yang datang kepada saya atau ke kantor saya," kata Rudd, seperti dikutip dari AFP, Jumat (3/4/2009).
Namun dia menyebutkan, sebuah laporan keamanan nasional yang dikeluarkan pemerintah Desember lalu dengan jelas mengidentifikasi adanya serangan cyber di Australia. "Tantangan ini harus dan akan dihadapi dengan sepenuh tenaga."
Beijing juga dilaporkan berulang kali mencoba menembus jaringan pemerintah dan bisnis teknologi informasi Australia, termasuk menyerang kantor-kantor kedutaan besar asing di Canberra.
Tuduhan mengenai aksi mata-mata ini muncul di tengah semakin intensnya fokus Australia untuk mempererat hubungan dengan China. Rudd, yang fasih berbahasa Mandarin, memang dituduh kelompok oposisi terlalu dekat dengan Beijing.
Sebelumnya diberitakan, peneliti yang tergabung dalam Information Warfare Monitor (IWM) Kanada berhasil mengungkap aksi spionase terhadap jaringan komputer di 103 negara. Aksi pengintaian yang berpusat di China itu diperkirakan mengintai sekira 1.295 komputer pemerintah di negara-negara itu. (jri)